Selasa, 17 Februari 2009

Einstein, Sang Superstar




““Imagintion is more important than knowledge, because
Knowledge is limited, whereas imagination embaraces
The entri word.””

Einstein


Einstein mungkin adalah orang yang genius paling ngetop di dunia. Selain genius luar biasa, ia juga ramah, akrab dengan siapapun-termasuk wartawan-humoris, eksentrik, dan dan bisa menerangkan hal hal yang rumit menjadi “lumayan” sederhana. Ia adalah ilmuan yang gambar wajah dan rambut jabrignya tepampang di dinding dinding universitas universitas di seluruh dunia hingga ke kamar anak anak kecil yang juga mungkin belum tau itu siapa.
Einstein sang genius sewaktu kecil tenyata penah menbenci sekolah. Iamengangap sekolah sangat membosankan dan menggagunya untuk melakuakn hal yang paling ia senangi, yakni membaca dan memainkan biola. Jadi, ia suka bolos, kebanyakan untuk bisa lebih banyak membaca. Ia juga suka mendengarkan musik klasik sepeti Mozart, Back, dan Schubert.
Ketika berumur lima tahun, ayah Einstein memberinya sebuah kompas. Pemberian ayahnya itu memberi inspirasi berfikir yang hebat bagi Einstein kecil. Ia sangat penasaran mengapa jarum benda itu bisa menunjuk ketempat yang sama, utara, walau pun ia selalu beusaha membolak balik benda itu. Ada apa di utara? Tanyanya.
Einstein lahir di Ulm, Jeman pada 1879 dari orang tua Yahudi. Sejak kecil, ia suka menyendiri dan befikir. Ia jalan jalan mendaki bukit di desanya yang tenang dan sejuk dan, sesampainya di puncak, ia berbaring santai di rumput dan mulai menghayal. Ia berfikir tentang semua keajaiban alam, tentang magnetnya, yang menjaga jarumnya agar tetap di utara, tentang luar angkasa yan gmaha luas, tentnag ‘mahluk’ apa itu listrik yang di kerjakan ayahnya, dan masih banyak lagi. Yang ia fikirkan.
Waktu di sekolah menengah di Munich, Einstein tidak menyukai guru gurunya. Di Jerman, saat itu anak anak di ajarkan dengan cara yang kaku, formal, dan dengan disiplin seperti tentara. Mereka tak boleh banyak bertanya, apalagi mempetanyakan atau menentang ajaran gurunya. Mereka yang berbuat seperti itu malah dianggap kurang ajar dan akan di hukum. Einstein cenderung pemalu, tetapi dia tak penah takut untuk betanya. Guru gurunya pun jadi tidak menyukainya. Umur 15 tahun ia pergi ke Italia bergabung dengan keluarganya yang sudah duluan pindah, dan ia pun nekat berhenti skolah. Namun,karena pendidikan itu penting, ia akhirnya ia akhirnya meneruskan kembali sekolahnya di Swiss. Akan tetapi, di Swiss, di sekolahnya itu sangatlah menyenangkan baginya, karena disana anak anak di sana justru dianjurkan untuk bertanya.
Einstein pernah gagal menjadi guru dan malah menjadi pegawai di kantor percatatan hak paten. Akn tetapi, di tempat itu, ia malah bisa berfikir lebih banyak dan lebih bebas. Pada tahun 1905, ia behasil meraih gelar doktor dari universitas Zurich pada usia 26 tahun. Karirnya pun mulai meningkat. Ia mengahsilkan ide ide yang orisinil dan kontroversial.
Di Jerman sebelum era Hitler, pemerintah sangat menghargai dan membeikan banyak posisi penting pada Einstein, misalnya Guru Besar Universitas Berlin,Direktur Lembaga Fisika “Kaisar Wihelm”, dan angota Akdemi Ilmu Pengetahuan Prusia. Berbagi kemudahan dari fasilitas yang dimiliki memudahkan Einstein untuk mengakselerasikan ilmunya. Pada 1921, ia akhirnya berhasil meaih Hadiah Nobel atas Teoi Relativitas yan gsangat cemerlang.
Einstein menunjukan Teori Relativitas, khusus dalam rumus yan gsangat terkenal E = mc2 dimana E adalah Energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya, 180.000km/detik. Rumus ini megungkapkan bahwa massa kecil yang bergerak pada kecepatan cahaya dapat berubah menjadi energi yan gdasyat luar biasa. Ini adalah dasar yan gpenting salah satunya bagi pencipta tenaga, dan bom atom.
Pada 1921, ia pergi ke New York, Ameika. Sesamapinya disana, ia disambut layaknya bintang film. Semua orang ingin melihatnya. Tidak Cuma para ilmuan, semua orang. Wartawan memburunya untuk minta wawancara. Ia juga diundang ke White House oleh Presiden Warren Harding. Einstein juga lalu berkeliling dunia dan mendapat sambutan heboh dimana mana. Akan tetapi, lalu terjadi perkembangan baru di Jerman. Hitler berkuasa. Oang orang Yahudi di tindas dan banyak yang melarikan diri ke luar negri. Einstein bagi NAZI adalah orang Yahudi nomor satu yang harus di habisi. Einstein akhirnya memilih menjadi warga negara Amerika pada 1940.

Lalu, beberapa ahli fisika Yahudi yang barusaja melarikan diri dari Jerman memberitau Einstein bahwa Jerman hampir saja menemukan cara membuat bom atom. Ia pun segera menulis sepucuk surat kepada President Amerika, Roosevelt, untuk memberikan peringatan atau ancaman ini. Roosevelt juga segera menyadari bahaya ini dan mendorong dilakukanya poyek penelitian energi atom yang dinamankan ‘Projeck Manhattan’. Nantinya, poyek ini ternyata memang berhasil menciptakan bom atom yang dijatuhkan di Jepang pada akhir Perang Dunia ke II. Namun, proyek ini membuat Einstein prihatin. Manusia telah menciptakan senjata yang daya hancurnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jika manusia nanti bisa membuatnya dalam jumlah yang banyak dan terjadi sesuatu, dunia bisa musnah. Ia pun mulai memperjuangkan agar pengembangan senjata ini bisa di batasi. Einstein pun tidak di kenal dunia sebagai orang genius saja tapi juga sebagai orang yang gigih menyokong gerakan perdamaian. Einstein, sang genius, meninggal dunia pada 18 april 1955.

Namun, perdamian masih saja seperti mimpi
Yang tidak bisa terwujud….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar