Selasa, 17 Februari 2009

EVOLUSI BIOLOGI



Apakah teori evolusi Darwin dengan seleksi alamnya membuat kesulitan kapada kepercayaan agama dan bahkan menjadikannya irasional? Sam Berry menyatakan bahwa tidaklah demikian. Para pencipta telah salah jalan dalam usaha untuk menyangkal ditemukannya sains yang evolusioner. Tidak ada pengikut yang jatuh kepada “pertentangan mengenai Tuhan” yang diduga campur tangan dalam memahami kejadian yang belum dapat di jelaskan oleh sains. Bahkan agama dan sains terlihat saling melengkapi-sebaliknya yang tadi memberikan makna kebutaan mekanisme kepada sesudahnya.
Arthur Peacoker menyebutkan bahwa reaksi awal terhadap pemikrian Darwin tidaklah negative yaitu secara cerita popular yang menyebabkan kita percaya. Sekarang ini kita mengakui dengan lebih jelas bahwa proses evolusi adalah penemuan untuk merefleksikan pemahaman kita tentang Tuhan yang berkaitan dengan kehidupan dunia.
Saat ini telah di terima secara luas bahwa kenyataan pemahaman dan sikap kita sangatlah dibentuk oleh asal usul biologi biologi dan fikiran kita. Ini nampaknya menjadi sama dimana kebenaran keyakinan agama kita sama dengan kebenaran yang lain. Memang, beberapa ahli evolusi telah mencoba membebaskan praktek dan kepercayaan agama sebagai sekedar tipu daya yang menandai dalam gen kita karena itu terjadi untuk memberikan beberapa keuntungan hidup. Wetzel Van Huyssteen, menolak dugaab yang “menghindari penjelasan” agama, meskipun sepenuhnya menerima bahwa kita membutuhkan halan yang serius untuk usaha memahami Tuhan yang di bentuk oleh asal usul fikiran kita. Ia melihat hal ini akan membawakan kepada pembicaraan yang menguntungkan anatara agama dan sains.
Barbara Smith-Moran mengeluarkan pertannyaan “Siapakah yang datang pertama kali, Tuhan atau Manusia? Orang Ateis mengklaim bahwa manusia yang pertama kali muncul, dan Tuhan muncul kemudian sebagai penemuan manusia. Mengembangkan ide tentang co-evolusi (lebah, bunga, misalnya berkembang bersama sama yang masing masing spesies berguna bagi yang layaknya sebuah sarung tangan). Smith-Moran menyatakan semua itu adalah sebagai kemungkinan jalan tengah pemahaman hubungan antara Tuhan dan Manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar